Istilah “kesempatan” sering kali menjadi bahan diskusi
hangat dari berbagai kalangan, bahkan beberapa media bisnis sering
menempatkannya menjadi sebuah tagline ataupun headline dalam beritanya. Istilahnya
pun beragam, ada yang ditambah dengan istilah
bisnis, kerja, wiraswasta, karir dan sebagainya—bahkan lebih dari itu. Segmentasi
bacaan ini, sering juga dikonsumsi oleh kalangan muda ataupun di atasnya. Namun
apa sebetulnya diskusi tematis mengenai “kesempatan”
menjadi sering dibicarakan oleh banyak kalangan. Ehmm… rasanya tak penting dibahas
di sini, namun menurut penulis mungkin salah satunya adalah karena setiap
manusia mempunyai kesempatan bahkan menciptakan kesempatan di setiap langkahnya,
demi terwujudnya masa depan.
Kembali ke pembahasan, sering kali kita tak bisa
berpikir mengenai kapan kita bisa memanfaatkan kesempatan dan kapan kita menciptakan
kesempatan. Jauh sebelum menciptakan kesempatan, disadari atau tidak, dalam
kondisi sesederhana pun,
perjalanan hidup kita
kerap mengalami atau
sering kehilangan kesempatan, dalam istilah Paulus Winarto yaitu“opportunity
lost”. Jika ditanya apa sebabnya, barang kali salah satu jawaban
yang paling pas adalah karena kita sering kali tidak mengenali seperti apa rupa
atau bentuk kesempatan itu. (Paulus Winarto, The Power of Hope; Menaklukan
Ombak Kehidupa: 2008,1-2).
Lebih lanjut menurut Winarto, contoh paling sederhanaketika
kita membaca kalimat theopportunityisnowhere. Kita bisa memenggalnya
menjadi kalimat the opportunity is nowhere. Namun jika jeli, kita dapat
membacanya dengan the opportunity is now here. Contoh ini membuktikan
bahwa terkadang kita memang membiarkan sebuah kesempatan berharga lewat begitu
saja.
Tentu kita harus banyak belajar agar bisa lebih peka
ketika kesempatan itu datang. Sering kali ketika Tuhan sudah membuka pintu,
kitalah yang justru enggan melangkah masuk untuk melanjutkan kesempatan. Sebabnya,
lagi-lagi karena kita tidak mengenali bahwa momen tersebut adalah sebuah
kesempatan berharga. Saya juga harus
jujur mengakui sampai saat ini kerap tidak menyadari ketika ada kesempatan berharga,
saya tidak begitu peka. Untuk itulah alasan kenapa saya menulis ini, guna
membuat kepekaan terhadap semua kesempatan yang datang kepada saya secara
pribadi.
Terlepas dari hal itu, ada yang terpenting darinya,
yaitu kadang kesempatan tidak datang dua kali, karena ibarat air mengalir
disungai, air tersebut hanya bisa lewat, namun tidak bisa balik kembali untuk
mengali dua kali, meskipun bisa kembali, butuh kekuatan eksternal, seperti
usaha keras untuk mencipkannya. Untuk itu, jangan pernah lewatkan kesempatan
apapun, baik kesempatan itu terlihat tidak jelas, saat ini bukan saatnya
memperbincangkan substansi kesempatan, namun dari perjalanan kesempatan itulah
akan tercipta kesempatan selanjutnya.
***Salam Pecinta Kesederhanaan
0 comments:
Post a Comment