Translate

Saturday, 21 February 2015

Tuli Membuat Beethoven Menjadi Komponis Besar

Wikipedia: Lukisan Beethoven oleh Joseph Karl Stieler, 1820
Beberapa orang menganggap bahwa keterbatasan sering kali menjadi pemicu utama dalam memajukan karir atau hobi seseorang. Bahkan ada yang menganggap faktor utamanya adalah A, ketika kita kehilangan A, maka tidak bisa digantikan oleh B, dan secara otomatis hal itu mustahil bisa dilakukan. Logika seperti ini telah menjalar kepada kita. Logika demikian bisa dipatahkan dengan kisah komposer sekaligus pianis yang telah mengalami ketulian sejak masih muda, ia adalah Beethoven sang maestro. Ia adalah salah satu komposer beropengaruh di dunia hingga kini. Selama karirnya, ada sekitar 9 simfoni, 17 string kuartet, 7 concerto, 32 sonata piano, 10 sonata untuk piano dan biola, dan 1 opera klasik. Sebuah prestasi yang luar biasa bagi Beethoven.

Beethoven lahir di Bonn (Ibukota Jerman Barat Dulu) pada tanggal 15/16 Desember 1770. Perjalanan bakat musik Beethoven sebetulnya telah tumbuh sejak kecil, di mana ia dilahirkan dari keluarga musikal, serta diperkuat hubungannya terhadap Istana Bonn (Rhoderick J. Mcnell: Sejarah Musik II, Jakarta, 1998. Hal. 55). Beethoven juga sangat tertarik pada gaya musik yang tumbuh di Prancis selama revolusi Prancis dan awal masa Napoleon yang sering kali memakai ritme mars, harmonik diatonik dan masik kala itu, pada pertengahan tahun 1801.
Setelah banyak belajar dari sang maestro kala itu, Beethoven kemudian memulai karirnya sebagai sang pianis di Wina. Bahkan sebagian orang mengatakan bahwa Beethoven telah menjembatani musik zaman klasik, khususnya gaya Haydn dan Mozart serta gaya romantik yang mendominasi musik selama tahun 1820-1860. Sebagai komponis muda, Beethoven menguasai konvensi-konvensi gaya musik klasik yang telah berkembang di Wina dalam musik berbentuk sonata, kemudian ia berani melakukan percobaan dalam bentuk dasar dan memperluasnya. Dalam musik pianonya, pengaruh-pengaruh utama terhadap Beethoven slain music Haydn dan Mozart pengaruh gaya sonata dari Muzio Clementi dan Jan Ladislav—membuat Beethoven lebih dakam mengelaborasi gaya piano idiomatis.

Dalam perjalannya, disadari atau tidak bagi Beethoven, sejak 1796 Beethoven merasakan perbedaan terhadap pendengarannya, tetapi kala itu ia tidak menganggap penyakitnya akan serius. Namun setelah dirasa-rasa olehnya, berkurangnya pendengaran tampaknya berpengaruh pada otoslerosis dan saraf pendengaran Beethoven. Akibat masalah kesehatan ini, Beethoven mengalami depresi berat. Di tambah lagi profesi yang digelutinya yaitu pendengaran.

Perjuangan Beethoven melawan ketakutannya semakin menjadi-jadi, peris Beethoven seolah tidak lagi mempunyai banyak harapan. Hal itu bisa dilihat dari curhatan surat yang dituangkan olehnya saudarahnya bahkan teman dekatnya. Pada tahun 1901, ia menyurati seorang temannya:

“Saya hidup dengan sangat sedih. Selama hampir dua tahun saya tidak menghadiri pesta-pesta, khususnya karena saya tidak dapat memberitahukan orang lain: ‘Aku tuli. Kalau saya punya profesi yang lain saya dapat dengan mudah menghadapinya, namun dalam profesi saya, hal ini adalah rintangan yang buruk. Dan, musuh-musuh saya sangat banyak, apa yang aka dikatakan mereka?”

Rasa sedih Beethoven meningkat lagi saat dia tidak mendapat mencari pendamping hidup. Bahkan dalam beberapa peristiwa ia terlihat seperti gila serta memiliki sifat yang sangat agresif. Lebih lanjut, ketakutan pun lebih mendalam, ketika ia berada di sebuah desa Heiligenstadt, ia menuliskan surat kepada kedua adiknya. Surat itu menjelaskan kesedihannya yang begitu dalam tentang penyakitnya. Dan tampatnya menurut beberapa ahli, bahwa Beethoven menganggap ajalnya sendiri terasa sudah mendekat. (Rhoderick J. Mcnell: Sejarah Musik II, Jakarta, 1998. Hal. 61).

Meski begitu, aktivitas musik Beethoven sering menggunakan otaknya dari pada pendengarannya, tak lain untuk menuangkan ide-ide segar musiknya. Melalui partitur musik ia dapat menotasikan ide-ide musik yang masuk ke dalam otaknya. Beberapa karya terkenalnya yaitu Simfoni ke-lima dan ke-sembilan serta lagu piano Fur Elise.

Pada bulan desember 1826 Beethoven jatuh sakit karena penyakit liver. Brselang lebih dari satu tahun, tepat tanggal 26 maret 1827 Beethoven meninggal. Sekitar 10.000 orang menghadiri upacara pemakaman, hal in juga menandakan sebuah prestasi besar dari Beethoven di Wina kala itu. (Rhoderick J. Mcnell: Sejarah Musik II, Jakarta, 1998. Hal. 65).

Walaupun musik yang diciptakan menjelang akhir hidupnya tidak selalu dimengerti oleh generasinya, namun Beethoven lah merupakan satu-satunya komponis awal abad ke-19 yang mempengaruhi hampir semua komponis sesudah masanya. Selama hidupnya, dan lama sesudahnya, prestasinya begitu besar hingga ia menjadi lambang gerakan romantik dalam segala jenis kesenian. Meski indra pendengaran merupakan modal dasar untuk meniti karir selanjutnya, namun ada cara lain untuk mensiasatinya. Tuhan memberikan kita akal untuk dipergunakan semaksimal mungkin, tak lain agar kita jauh lebih kreatif ketika musibah atau tantangan melanda kita.

***Salam Pecinta Kesederhanaan

0 comments:

Post a Comment