Translate

Makna Dibalik Kegagalan

Kata “Gagal” seringkali diartikan peyoratif/negatif, tak ayal balutan serta bungkusan yang menyelimuti kita ditopang dengan beragam cara. Apapun itu, yang penting kita jauh dengan kata “gagal”. Namun apa makna dibalik kegagalan...

Bukan Mengelola Waktu, Tetapi Mengelola Energi

Saat ini mengelola waktu menjadi tren tersendiri dari kita. Bahkan hidup di era digital seperti ini, mengelola waktu bukan saja menjadi prioritas utama tetapi lebih dari itu. Namun banyak dari kita yang hidupnya mati-matian untuk mengelola waktu tetapi...

Implikasi Putusan Praperadilan Kasus BG, Bukti Nyata Hukum Indonesia Tak Jelas

Pasca putusan praperadilan perkara penetapan kasus tersangka BG yang diajukan oleh KPK dalam kasus korupsi, opini pun berhembus seperti terpecah belah dua dalam dunia hukum. Di tambah lagi beragam opini.....

Adonis, Sastrawan Arab Paling Kritis

Adonis merupakan penyair Arab yang paling berpengaruh di abad ke-20. Karya sastra modernisnya sangat berpengaruh terhadap dampak budaya Arab.....

Lintasan Sejarah Komunisme di Dunia Islam

Persinggungan antara komunisme di barat maupun di wilayah timur, terkhusus di Dunia Islam terdapat titik persamaan konseptual yaitu menolak terhadap kolonialisme barat. Seperti yang kita ketahui, hampir rata-rata di dunia Islam paruh abad 18-19-an, telah terjadi pergeseran antar ideologi.

Monday, 4 May 2015

Thomas Alva Edison Sang Pekerja Keras


Siapa yang tak kenal dengan Thomas Alva Edison, seorang penemu bola lampu dengan ribuan percobaan. Nama Thomas Alva Edison, sejak kecil telah dikenalkan oleh guru kita dengan segudang keberhasilannya. Namun dibalik sisi suksesnya, sebetulnya bagaimana perjalanan biografi Thomas Alva Edison ini. Apakah ia memiliki magis tersendiri agar menjadi familiar, ataukah ia betul-betul seorang yang ditakdirkan untuk menjadi terkenal? Yang jelas Thomas juga seorang manusia, ia bukan seorang nabi atau apapun. Menikmati percobaan demi percobaan secara keras itulah alamat sikap optimistiknya. Bahkan hingga kini, salah satu kutipan inspirasi yang paling terkenal darinya yaitu inspirasi 1% dan 99% kerja keras, bakat 1% dan 99% kerja keras.

Menurut catatan yang ada, Thomas Alva Edison dilahirkan di kota Milan, Ohio Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847 dan wafat di New Jersey, Amerika Serikat pada tanggal 18 Oktober 1931. Jauh sebelum melakukan penemuan bola lampu, pada masa kecil, pendidikan formalnya hanya berlangsung hingga 3 (tiga) tahun saja, karena dirasa tidak memiliki reputasi nilai baik. Untuk itu, ibunya memilih memberhentikannya, dan mengajarinya sendiri di rumah. Dikatakan dalam bukunya Michael Heart, bahwa pihak guru dari sekolah menganggap Thomas Alva Edison anak yang dungu luar biasa.[1] Bahkan dalam bukunya Ahman Sutardi, bahwa pada masa kanak-kanak Edison terkena kelainan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yaitu kelainan berupa tingkah laku yang hiperaktif sebagai akibat kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar.[2]

Rangkaian penelitian manualnya secara hiperaktif terjadi ketika Edison ingin melihat bara api dengan membakar gudang tumpukan jerami milik ayahnya. Peristiwa itu membuat bokongnya Edison dipukul oleh ayahnya secara bertubi-tubi. Contoh lainnya yaitu Edison juga sering membuat marah gurunya seperti melontarkan banyak pertanyaan; mengapa hujan, mengapa gerbong kereta dapat bergerak, dan lain-lain. [3]

Setelah diberhentikan dari sekolah, Edison kecil bisa leluasa membaca buku-buku ilmiah dewasa.  Karena ketertarikannya dalam membaca buku ilmiah, setelah itu ia mulai mempraktikan (percobaan ilmiah) apa yang ia telah bacanya sendiri, yang dilakukan di ruang bawah tanah milik orang tuanya. Beberapa orang mengatakan bahwa setelah diberhentikan dari sekolah, Edison disekolahkan kembali. Namun terlepas dari itu, Edison kecil ternyata tak cukup waktu untuk selalu belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Pada usia 12 tahun, ia mulai bekerja sebagai penjual Koran, buah-buahan dan gula-gula di kreta api. Setelah itu ia menjadi operator telegraf. Tak lama setelah itu, Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.[4]

Berkat kerja keras dan prinsip pantang menyerah, kemudian lahirlah ciptaan pertamanya yaitu perekam suara elektronik ketika umurnya dua puluh satu tahun. Hasil karyanya itu tidak dijualnya. Sesudah itu dia menekuni pembuatan peralatan yang diharapnya bisa terjual di pasar, tak lama sesudah ia berhasil membuat perekam suara elektronik, dia menemukan dan menyempurnakan mesin telegram yang secara otomatis mencetak huruf, yang dijualnya seharga 40.000 dolar, suatu jumlah besar pada saat itu. Sehabis itu, bagaikan antri dia menemukan hasil karya baru dan dalam tempo singkat Edison bukan saja masyhur tetapi juga berduit. Mungkin, penemuannya yang paling asli adalah mesin piringan hitam yang dipatenkannya tahun 1877. Tetapi, lebih terkenal di dunia dari itu adalah pengembangan bola lampu pijar yang praktis tahun 1879.[5]

Edison juga memberi sumbangan besar luar biasa buat perkembangan kamera perfilman serta proyektor. Dia membuat penyempurnaan penting pertilponan (karbon transmiternya meningkatkan kejelasan pendengaran), penyempurnaan di bidang telegram, dan mesin tik. Diantara penemuan lainnya antara lain mesin dikte, mesin kopi dan tempat penyimpanan yang digerakkan baterei. Boleh dibilang, Edison merancang lebih dari 1000 penemuan, suatu jumlah yang betul-betul tak masuk akal. Meski secara pembawaan dia bukan seorang ilmuwan murni, Edison membikin satu penemuan ilmiah. Di tahun 1882 dia menemukan bahwa dalam keadaan mendekati hampa udara, arus listrik dapat dialirkan diantara dua kawat yang tidak bersentuhan satu sama lain. Fenomena ini, disebut penemuan Edisonbukan sekedar punya maksud teoritis yang penting, tetapi juga punya arti penggunaan praktis yang bermakna. Ini menuntun ke arah perkembangan tabung hampa udara dan peletakan dasar industri elektronik.[6]

Hampir sepenuh masa hidupnya, Edison menderita pendengaran lemah. Tetapi, meski begitu, dia lebih dari sekedar dapat mengatasi hambatan itu dengan kerja kerasnya yang mengagumkan. Kurang lebih sekitar 1.093 buah penemuannya telah dipatenkan miliknya.[7] Perjalanan panjang dan tak mengenal letih dari Edison telah membuahkan hasil yang amat luar biasa. Baginya, kegagalan demi kegagalan merupakan syarat utama menuju sebuah keberhasilan. Keberhasilan merupakan sebuah proses menuju sukses, dari banyak kegagalan-lah justeru akan mendapat insirasi baru. Bagi Edison, kegagalan dipandang sebagai sesuatu yang positif dalam proses pencarian jawaban melalui praktikum yang sering dilakukannya.

Bahkan Edison kerap mengatakan kegagalan yang terjadi serta muncul secara tiba-tiba sebagai proses kesuksesan karena dari kegagalan-lah akan ditemukan buah penemuan yang baru. Edison berpendapat bahwa ia telah menemukan 1.000 jenis bahah (kawat) yang tidak bisa digunakan untuk kawat halus pengantar arus listrik dalam bola lampu, hal itu berkat penelitian dan kegagalannya selama ini. Tidak salah Edison mengatakan inspirasi hanya 1% dan sisanya 99% adalah kerja keras. Ide memang mahal, tetapi realisasi ide lebih mahal dari apa yang kita bayangkan. karena dari realisasilah kata sukses secara nyata akan berjalan tanpa tekanan. Ini yang membedakan antara cita-cita dan tujuan hidup yaitu realisasi nyata tanpa rekayasa.




[1] Thomas Alva Edison Urutan 38 dar Michael H.  Heart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Ed. Terj. H. Mahbub Djunaidi, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1982).
[2] Ahman Sutardi, Ingin Cepat Sukses? Gunakan Formula Sukses Thomas Alva Edison, (Jakarta: PT Elex Meia Komputindo, 2008) , hal. 5
[3] Ahman Sutardi, Ingin Cepat Sukses? Gunakan Formula Sukses Thomas Alva Edison, (Jakarta: PT Elex Meia Komputindo, 2008), hal. xxv
[4] Thomas  Edison, http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas__Edison. diakes pada tanggal 21 April 2015
[5] Thomas Alva Edison Urutan 38 dar Michael H.  Heart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Ed. Terj. H. Mahbub Djunaidi, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1982).
[6] Thomas Alva Edison Urutan 38 dar Michael H.  Heart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Ed. Terj. H. Mahbub Djunaidi, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1982).
[7] Ahman Sutardi, Ingin Cepat Sukses? Gunakan Formula Sukses Thomas Alva Edison, (Jakarta: PT Elex Meia Komputindo, 2008), hal. Xi