Komunisme merupakan salah satu ideologi di dunia.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai
komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang
kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia
politik.
Komunisme pada awal kelahiran
adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di
awal abad ke-19,
dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian
dari produksi dan
yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi.
Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme
antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing
mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Setelah
membaca dari sedikit literatur, telah terjadi persinggungan antara komunisme di
barat maupun di wilayah timur, terkhusus di Dunia Islam. Terlebih lagi ada
beberapa titik persamaan konseptual antara komunis dengan spirit penganut
muslim yang menolak terhadap kolonialisme barat. Seperti yang kita ketahui,
hampir rata-rata di dunia Islam paruh abad 18-19-an, telah terjadi pergeseran
antar ideologi, dan pada akhirnya kolonialisme barat mengeskpansi seluruh kekuasaanya
di negara-negara Timur Tengah-Asia. Namun pergolakan antara kolonialisme,
komunisme dalam dunia Islam tetap menjadi catatan tersendiri. Ada yang
berkolaborasi, namun ada juga yang menolak mentah-mentah konsepsi komunisme.
Pada edisi diskursus kali ini, penulis akan bahas dengan judul “lintasan sejarah
komunisme dalam dunia Islam”.
*****
Antara
komunisme dan Islam—telah menimbulkan solusi pada tatanan sosial, moral,
ekonomi dan politik. Meski begitu, perbedaan mereka tetap banyak dan mendasar.
Gerakan komunis telah dikembangkan di seluruh dunia Islam, tetapi mereka
dibatasi pada basis sosial sempit, dan sebagian sering
mengubah menjadi non muslim.
Kelompok komunis menjadi sangat terlibat dengan memperdebatkan alasan teoritis
Marxisme-Leninisme untuk kegagalan ini untuk mendapatkan dukungan massa.
Perdebatan ini lebih terfragmentasi gerakan komunis di dunia Islam. Komunisme
di Timur Tengah tidak pernah menjadi pesaing serius bagi kekuasaan, dan
runtuhnya Uni Soviet tersisih komunisme di seluruh dunia.
Ulama
Islam mengkritisi komunisme di beberapa bagian. Terutama, komunisme menolak
keberadaan Tuhan. Dengan demikian, hal ini secara langsung bertentangan dengan
Islam dan keimanan. Selanjutnya, Islam memandang sejarah dengan cara yang
berbeda daripada komunisme. Dalam dialektika komunis dan gerakan sejarah dari
kapitalisme ke komunisme, Islam memandang sejarah sebagai pencarian iman dan
kebenaran. Sejarah perkembangan masyarakat berakhir ketika Islam diterima, bukan
ketika kapitalisme tersapu oleh komunisme. Akhirnya, dalam mencari keadilan
sosial, Islam tidak berusaha untuk membuat semua orang sama; ia menerima bahwa
beberapa akan memiliki lebih dari yang lain. Islam mencapai keadilan sosial
melalui penerimaan kewajiban mereka dengan lebih untuk menyediakan mereka yang
kurang, melalui proses seperti zakat (sedekah).
Sebelum
Perang Dunia Kedua, gerakan komunis di Timur Tengah terdiri dari
kelompok-kelompok kecil intelektual, yang tertarik pada sikap antikolonialnya.
Lingkungan pasca-perang, dengan ekspansi Soviet dan runtuhnya kekuasaan
kolonial, pada awalnya dianggap oleh sebagian besar komunis sebagai kesempatan
untuk mencapai massanya. Dukungan Soviet untuk kelompok-kelompok ini tidak
otomatis. Perang Dingin melihat Uni Soviet menghadapi kebijakan yang sering
kontradiktif mendukung gerakan revolusioner komunis dan mendukung pemerintah
selaras dengan kepentingan Soviet. Misalnya, dukungan kepada pemerintah Mesir
di bawah Jamal Abd al-Nasser amat
berharga untuk kepentingan Soviet, namun bertentangan dengan menangani
kebutuhan Partai Komunis Mesir. Dalam kasus lain, seperti Iran, Soviet
memberikan dukungan Klandestin ke komunis. Sementara itu, di bawah Doktrin
Eisenhower, Amerika Serikat membentuk pertentangannya terhadap gerakan komunis
di Timur Tengah. Berdasarkan doktrin ini, Amerika Serikat campur tangan
terhadap militer di Lebanon pada tahun 1958, dan mereka membentuk Pakta Baghdad
dalam mengadapi ekspansionisme Soviet. Baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet sepenuhnya
memahami kekuatan pendorong dari daerah, seperti yang ditunjukkan masing-masing
di Iran dan Afghanistan di akhir 1970-an.
Di Mesir,
Palestina, dan Lebanon pada tahun 1920, secara baik para intelektual mendirikan
partai komunis atau kelompok politik sosialis. Setelah Perang Dunia Kedua,
Partai Komunis Suriah, yang telah menarik dukungannya dari Kurdi dan minoritas
partai lainnya, telah tumbuh beberapa hal penting pada tahun 1950, akan tetapi
mereka tidak pernah menjadi pesaing serius bagi kekuasaan. Partai Komunis
Lebanon telah dilarang hingga tahun 1970, dan mereka tidak pernah mendapatkan
lebih dari 1000 anggota partisipan. Partai Komunis Mesir berbagi pandangan
mengenai konsep antikolonial terhadap Nasser, tapi dia melarang partai dan para
pemimpinnya dipenjarakan menyusul kudeta 1952 terhadapnya. Sejak saat itu,
komunisme di Mesir telah diwakili oleh sejumlah kelompok sempalan kecil.
Di Iran,
setelah Perang Dunia Pertama, gerakan komunis utama yang dikembangkan di Iran,
di mana kontak langsung dengan komunis Rusia lebih tepatnya di Azerbaijan, dan
ha itu menghasilkan pembentukan sebuah partai Adalat pada 1917. Dan tahun 1920,
Ferqehye menjadi Komunis di Iran. Sekitar tahun 1929 kemudian dilarang. Setelah
itu dibangun kembali sebagai dengan nama Partai Tudeh pada tahun 1941. Hal ini
pun terus dilarang pada tahun 1949, dan anehnya terus berkembang dalam gerakan
bawah tanah, terutama para anggota partai yang terdiri dari kaum intelektual,
perwira militer, dan elite lainnya. Pasca penggulingan Mohammad Mosaddeq
(1953), pemerintah Iran mengambil tindakan tegas terhadap Tudeh dan Partai
hancur. Serpihan unsur komunis terus aktif di Iran hingga akhir 1970-an, dan
telah memainkan perannya dalam Revolusi Islam 1979. Kelompok-kelompok ini
dihilangkan atau diusir dari Iran seperti para pemuka yang berkonsolidasi
kekuasaan.
Partai
Komunis Irak atau yang biasa disebut dengan ICP—yang didirikan pada tahun 1934
telah memainkan peran tidak sesuai dalam dunia politik Irak. Dimulai dengan
keikutsertaannya dalam gerakan kemerdekaan melawan Inggris. Penggulingan
kerajaan Hashemit pada tahun 1958 membawa partai untuk kepentingan nasional.
ICP dimobilisasi demonstran seperempat juta terhadap upaya kudeta konservatif
pada tahun 1959, dan memiliki milisi bersenjata sendiri. Saingan partai ini
adalah Partai Ba'ath, sekuler, gerakan sosialis yang mengemban persatuan dan
anticolonialisme Arab, langsung terjun ke dalam konflik dengan ICP setelah
merebut kekuasaan pada tahun 1963, dan dengan cepat melampaui pengaruh. Pada
tahun 1974, semua partai-partai oposisi, termasuk ICP, dikonsolidasikan ke
dalam Front Nasional Progresif (PNF), yang memungkinkan Baath untuk tegas
mengontrol gerakan oposisi. Dari tahun 1978 sampai 1979, pemerintah telah
menangkap dan banyak mengeksekusi pemimpin ICP, sementara yang lain melarikan
diri ke luar negeri.
Hanya
satu dari negara Timur Tengah yaitu Republik Rakyat Yaman, telah memiliki
pemerintahan Marxis. Sementara koloni Inggris sebagai gerakan kemerdekaan
fundamental yang dikembangkan dengan dukungan oleh Soviet. Setelah kemerdekaan
pada tahun 1967, Front Pembebasan Nasional Sovietfunded, sebuah kelompok
Marxis, mengambil dan memegang kendali kekuasaan. Barisan depat partai cheos oleh
gerakan faksionalisme, dan dengan cepat menjadi lebih ideologis dan represif.
Untuk mengalihkan perbedaan pendapat populer, Front berjuang dalam pertempuran
dengan negara tetangga yaitu Oman, Arab Saudi, dan Yaman Utara. Ketika Uni
Soviet runtuh, Yaman Selatan tidak lagi menerima bantuan Soviet, dan tak lama
upaya untuk menggabungkan Utara dan Yaman Selatan di bawah pemerintah non-communist
tunggal secara resmi berhasil pada tahun 1990, meskipun wabah kerusuhan masih
terjadi di daerah-daerah.
Akhir
1960-an melihat kebangkitan gerakan komunis sempalan di kalangan mahasiswa dan
intelektual, sebagai Maoisme dan Guevarism menjadi populer. Gerakan-gerakan ini
tidak memiliki daya tarik massa yang signifikan, tetapi karena kecenderungan
kekerasan kelompok, mereka memiliki beberapa dampak politik pemerintah berusaha
untuk mengendalikan mereka. Beberapa kelompok Palestina diserap ideologi ini
dan penekanan mereka pada kekerasan dan revolusi. Gerakan untuk Pembebasan
Palestina atau yang disingkat PFLP, Gerakan Demokratik untuk Pembebasan
Palestina (DFLP), dan Gerakan Populer untuk Pembebasan Palestina-Komando Umum
(PFLP-GC) semua gabungan Marxis-Leninisme dengan nasionalisme Palestina. Di berbagai
negara, penganut ideologi komunis revolusioner ini tidak lebih dari beberapa
ratus penganut saja, dan ini sering terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok
dengan ideologi radikal. Dan berbeda sekali dengan gerakan komunis di Indonesia.
****
Gerakan
komunis dalam dunia Islam di Indonesia juga tak jauh berbeda pergolakannya.
Gerakan komunis di Indonesia meski
dikatakan cukup berhasil dalam menyusupi pergerakan Islam, namun dalam
perjalanannya telah terjadi dari berbagai tantangan, baik dengan kaum agamawan
maupun angkatan darat. Jauh sebelum itu, kehadiran Komunisme di Indonesia
bermula merupakan sebuah perkumpulan sosialis Belanda yang dimotori oleh Henk
Sneevliet dan para
penganut Sosialis Hindia lainnya—pada
dasarnya membentuk tenaga kerja di pelabuhan pada tahun 1914, dibawah
nama Indies Social Democratic Association atau dalam bahasa Belanda: Indische Sociaal
Democratische Vereeniging - ISDV ). Dan ISDV dibentuk oleh 85 anggota dari dua
partai sosialis Belanda, SDAP dan Partai Sosialis Belanda yang kemudian menjadi
SDP komunis, yang berada dalam kepemimpinan Hindia Belanda. Di sana, para anggota Belanda dari ISDV
memperkenalkan ide-ide Marxis untuk mengedukasi orang-orang Indonesia mencari
cara untuk menentang kekuasaan kolonial kal itu. Dengan cirri khas prinsip dasar komunis yang anti kolonialisme dan
anti kapitalisme menjadikan proses akulturasi dalam masyarakat Islam di
Indonesia menjadi tak terelakan. Terlebih pada waktu itu banyak dari pribumi
anti hindia-belanda beragamakan Islam.
Beberapa
tahun kemudian, pada Kongres ISDV di Semarang sekitar bulan Mei 1920), nama organisasi ini
diubah menjadi Perserikatan Komunis di
Hindia (PKH). Semaun adalah ketua partai dan Darsono menjabat sebagai
wakil ketua. Salah satu fakta
menarik ketika pengaruh komunis masuk dalam Sarekat Islam sekitar tahun
1916-1920an. Di mana serikat Islam pada waktu mendapatkan spirit dari konseptual
semangat Marxist dan teori tentang teori-teori kapitalis—telah mempercepat
semangat perjuangan untuk mendapatkan kesempatan dan bertanggung jawab terhadap
lintas ekonomi. Seperti yang yang dikatakan Abdul Karim, teori Marxist itu diinterpretasikan sedemikian rupa
oleh Sarekat Islam, sehingga yang kontradiksi dikesampingkan, sedangkan ajaran Marxist
yang mendukung perjuangan Serikat Islam dipergunakan untuk menghantam
kapitalis.
Secara sadar
atau tidak, SI (Sarekat Islam) dalam kerjasama dengan komunis untuk mencapai
tujuan dan maksud, Serikat Islam telah kesusupan pemikiran dari politik komunis
yang diperjuangkan oleh Samaun dan Darsono. Hal tersebut menyebabkan perpecahan
dalam tubuh partai pada tahun 1921. Seperti yang dikemukakan oleh Deliar Noer:
“Komunisme
telah mengguncangkan tubuh partai Sarekat Islamyang telah mengambil Islam
sebagai dasar bagi kesatuan mereka. Dasar ini telah memberikan para pengikut
Sarekat Islam, terutuma mereka yang kurang merasa terikat pada agama, suatu alternatif
untuk memilih kebijaksanaan yang akan diturut. Loyalitas anggota-anggota ini
kepada parta menjadi menipis, dan oleh sebab kesatuan di dalam Sarekat Islam
menjadi lemah. Malahan sebelum perpecahan di dalam Sarekat Islam pada tahun
1921 dapat dikatakan telah terbelah dua, terdiri dari mereka pro komunis dan
yang anit komunis.”
Sekitar tahun 1927an Sarekat Islam secara
resmi merubah anggaran dasarnya untuk memisahkan diri dari kelompok PKI, dan
hal itu disarasakan kekecewaanya oleh Samaun dan Darsono selaku pejuang komunis
terhadap sarekat. Dan kemudian para pendulum mengalihkan perhatiannya untuk
mempelajari dengan cara yang lain. Dorongan lain dari gerakan Islam terhadap
kemerdekaan dan perjuangan untuk mengusir penjajahan, mereka sering mendapat
buku-buku dan majalah-majalah dari Mesir sehingga mereka dapat berpendirian tegas.
Tetapi menghadapi infiltrasi Komunis ini mereka harus menggali sendiri, karena
negara-negara Islam yang lain belum banyak memperoleh ide komunis. Namun demikian
ide komunis terhadap anti imperalisme dan kapitalisme serta perjuangan untuk
membela golongan kelas, kelihatannya mempunyai paralelisme dengan perjuangqan Sarekat
Islam. Tak dipungkiri pula pada akhirnya komunisme kemudian pasca kemerdekaan
mendapatkan suaranya yang keras dari partai lainnya. Terlebih ketika partai
berbasis agama seperti Masyumi mengalami keruntuhan.
Dan pada
akhirnya setelah kemerdekaan berlalu, kemudian politik yang dimainkan
pemerintah (Soekarno) kala itu mendapat kecaman dan tantangan keras, guna
meredam kepanikan yang lebih parah, usaha untuk mengembalikan landasan kepada
pancasila dan UUD 1945 secara legitimate diserahkan kepada Jenderal Soeharto
menerima surat perintah 11 Maret 1966. Namun secara bertahap hal itu menjadi
awal mula titik pertumbuhan regim orde baru. Dan komunisme secara resmi dilarang
sejak itu dengan TAP MPRS XXV/1966. Dam para anggota maupun simpatisan komunis di
adili.
****
Dari lintasan
sejarah komunisme dengan dunia Islam, bisa diktakan Model perjuangan kelas dari
komunis mendapat banyak simpati dari kalangan, umat Islam meskipun pada akhirnya
terjadi pertentangan-pertentangan secara fundamental, dan hal itu menjadi titik
perbedaan signifikan perjuangan komunisme dan perjuangan masyarakat muslim di
beberapa wilayah. Memobilisasi kaum proletar, bisa dikatakan gagal di Timur
Tengah. Upaya oleh beberapa komunis untuk beradaptasi dengan prinsip fundamental
mapun kondisi dan tempat, telah gagal karena kekakuan ideologi kepemimpinan
komunis. Faktor-faktor lain termasuk penindasan gerakan komunis oleh hampir dari
semua pemerintah daerah, pertikaian ideologis dan faksionalisme antara komunis,
dan ketersediaan struktur sosial dan ekonomi alternatif yang puas bagi sebagian
kalangan menjadi hal lain lagi. Runtuhnya Uni Soviet meninggalkan sebagian
komunis lanjut terisolasi dari opini publik.
Rujukan Komprehensif
Batatu,
Hana. The Old Social Classes and the Revolutionary Movements in Iraq: A
Study of Iraq’s Old Landed and Commercial Classes and of its Communists, Ba’thists
and Free Officers. Princeton: Princeton University Press, 1978.
Cottam,
Richard W. Nationalism in Iran. Pittsburgh: University of Pittsburgh
Press, 1979.
Ismael,
Tareq , and el-Sa’id, Rifa’at. The
Communist Movement in Egypt, 1920–1988. Syracuse: Syracuse University
Press, 1990.
Ed.
Richard C. Martin, Encyclopedia of Islam and the Muslim World. New York:
Macmillan Reference USA. 2004
Karim, M. Abdul. Islam dan Kemerdekaan Indonesia:
Membongkar Marjinalisasi Peran Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan.
Yogyakarta: Sumbangsih Press Yogyakarta. 2005
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia
1900-1942. Jakarta: LP3ES. 1980
1 comments:
Tulisanya keren
Post a Comment