Translate

Thursday, 22 January 2015

Makna Dibalik Kegagalan

Tak pernah terpikirkan saat krisis menerjang kita, pikiran negatif menjadi lingkaran tersendiri untuk mendewasakannya. Pengalaman bersambut kegagalan menjadi hal lain dari kita, bahkan pengalaman apapun seolah tak menyadarkan kita untuk selalu maju mengarungi misteri kehidupan manusia. Kata “Gagal” seriingkali diartikan peyoratif/negatif, tak  ayal balutan serta bungkusan yang menyelimuti kita ditopang dengan beragam cara. Apapun itu, yang penting kita jauh dengan kata “gagal”.
Kata “gagal” sangat erat kaitannya dengan tingkat kepuasan seseorang, dimana indikator gagal adalah nirkepuasan, dan pada akhirnya kita kehilangan rasa kebahagiaan. Hasil penelitian beberapa ahli psikologis, ada beberapa esensi tingkat kepuasan seseorang. Dan unsur ini mau tidak mau harus berjalan beriringan, jika tidak, pikiran kita akan terbungkus picik dengan kata “gagal”.
Pertama sikap menerima (acceptance), kedua kasih sayang (affection), dan ketiga prestasi (achievement). Bisa diilustrasikan gambaran kebahagiaan seperti gambar di bawah ini:

 

Gambar : Tiga A Kebahagiaan (Three A’s Happiness)
Sikap menerima (acceptance) orang lain dipengaruhi sikap menerima diri yang timbul dari penyesuaian pribadi maupun penyesuaian sosial yang baik, Shaver dan Freedman lebih lanjut berkata “ Kebahagiaan bergantung pada sikap menerima dan menikmati keadaan orang lain dan apa yang dimilikinya, mempertahankan keseimbangan antara harapan dan prestasi.”

Kasih sayang atau cinta (affection) merupakan hasil normal dari sikap diterima oleh orang lain. Semakin diterima baik oleh orang lain, semakin banyak diharapkan cinta dari orang lain. Bahwa kasih sayang penting dalam penyesuaian diri yang baik telah ditunjukkan dalam banyak telaah tentang kurangnya cinta dan pengaruhnya yang sangat besar kepada individu.

Prestasi (achievement) berhubungan dengan tercapainya tujuan seseorang. Kalau tujuan ini secara tidak realistis tinggi, maka akan timbul kegagalan dan yang bersangkutan akan merasa tidak puas dan tidak bahagia. Ada beberapa kondisi penting yang menunjang kebahagiaan agar bersinggungan pada tingkat kepuasan diantaranya yaitu pertama menerima kenyataan diri dan kondisi hidup yang ada sekarang, walaupun  kenyataan tersebut berada di bawah kondisi yang di harapkan. Kedua diterima oleh dan memperoleh respek dari kelompok masyaraka. Ketiga menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat-keluarga, teman dan masyarakat luas.

Mari kita coba harmonisasi tiga unsur tersebut dalam kehiduppan kita, dan mulailah belajar jangan pernah memikirkan untuk mencari sebuah alasan dalam kegagalan. Alasan tetaplah alasan, ia takkan mengubah kegagalan menjadi sebuah kerberhasilan. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Dan hal itu menjauhkan kita pada titik kerberhasilan yang harmoni. Coba biarkan kegagalan menjadi pengalaman tersendiri bagi kita, dan mulailah mengukur seberapa jauh pengalaman kita mengukir tingkat kedewasaan kita untuk lebh bermakna.



*Salam Pecinta Kesederhanaan

0 comments:

Post a Comment